Alasan Pebisnis menggunakan Bisnis Model Kanvas
Posting ini adalah tentang manfaat menggunakan bisnis model kanvas,
sebuah tools yang dirancang untuk membangun dan menggali ide bisnis.
Melaunch Product dengan Model Bisnis Pertama Anda
Banyak entrepreneurs meng-overestimate value dari sebuah ide,
berpikir ide itu benar-benar cukup untuk membangun bisnis yang sukses
dan berkelanjutan. Karena mereka pikir ide mereka lebih baik dari
kompetitor, mereka jadi lupa meluangkan waktu untuk mengeksplorasi model
bisnis alternatif.
Para founder sering ngotot dengan model bisnis pertama mereka dan
tidak menguji model lain, mereka malah terlalu cepat fokus pada fitur
produk (sering terlalu dini). Namun, sejarah dipenuhi dengan
konsep-konsep besar yang telah gagal dalam tahap konsep mereka dengan
berbagai alasan.
Sebagian besar perusahaan sukses melakukan tweaking produk mereka /
penawaran mereka berkali-kali sebelum menemukan pendekatan yang benar
untuk membangun bisnis.
Setiap startup dapat dibawa ke market dengan beberapa model bisnis
alternatif. Kunci kesuksesan adalah untuk menemukan model terbaik dengan
cepat.
Dokumen business plan 40 Halaman – pendekatan tradisional untuk mendokumentasikan bisnis Anda
Jika Anda pernah berbicara kepada siapapun yang menghadiri sekolah
bisnis, pendekatan tradisional untuk mendokumentasikan bisnis Anda
adalah business plan 40-halaman.
Pengertian “business plan” dari SBA.gov (semacam kementrian UKM di USA) “A business plan is an essential roadmap for business success. This living, breathing document generally projects 3-5 years ahead and outlines the route a company intends to take to reach, maintain and grow revenues. A well thought out plan also helps you to step-back and think objectively about the key elements of your business venture and informs your decision-making.”
Pendekatan dokumen “business plan” seringkali terlalu formal untuk
entrepreneur, biasanya dokumen ini menghabiskan waktu berbulan-bulan
untuk diselesaikan dan membutuhkan banyak informasi yang tak seorang pun
mau membacanya. Selain itu,
Setengah jalan dalam penulisan business plan, biasanya akan
terjadi perubahan dan entrepreneur harus memodifikasi secara signifikan
business plan-nya, yang menyebabkan banyak waktu terbuang.
Terakhir, kemampuan untuk mendapatkan feedback dari market atau
pelanggan atau mitra potensial sangat terbatas karena entrepreneur perlu
untuk menyelesaikan semua business plan 40 halaman dulu.
Pendekatan Lean Startup untuk Mendokumentasikan Model Bisnis
Jika Anda adalah founder startup di tahap awal hal, hal terakhir
yang Anda ingin lakukan adalah menulis business plan sebanyak 40
halaman. Bukankah lebih bagus jika Anda bisa mendokumentasikan model
bisnis Anda pada satu halaman, dan menghabiskan sisa waktu Anda untuk
fokus pada sesuatu yang benar-benar membangun bisnis Anda ?
Berkat Alexander Osterwalder, kita sekarang memiliki alat visual satu
halaman yang memungkinkan startup untuk tetap fokus pada value creation
(penciptaan nilai) dan tidak membuang-buang kertas dan waktu. Tools ini
disebut Business Model Canvas dan digunakan oleh banyak startups yang
telah mengadopsi pemikiran Lean Startup. Buku Osterwalder itu, Business
Model Generation adalah resource yang penting.
Dari Wikipedia, “The Business Model Canvas is a strategic management template for developing new or documenting existing business models. It is a visual chart with elements describing a firm’s value proposition, infrastructure, customers, and finances. It assists firms in aligning their activities by illustrating potential trade-offs.
Business Model Canvas memungkinkan startup untuk mendokumentasikan 9 area dari model bisnis. Beberapa di antaranya adalah:
Value Propositions
Channels
Customer Relationship
Customer Segments
Key Resources
Key Partners
Key Activities
Cost Structure
Revenue Streams
Daripada menulis paragraf panjang, setiap kotak diisi dengan catatan
singkat untuk mendokumentasikan hipotesis terkait dengan bagian tertentu
dari model bisnis. Pendekatan ini memungkinkan rencana bisnis awal bisa
didokumentasikan dalam beberapa jam daripada bulan (seperti pada
pendekatan business plan 40 halaman).
Mengapa menggunakan Model Bisnis Kanvas ?
- Visual Thinking :
Cara terbaik untuk menggunakan BMC adalah untuk mencetak versi
berukuran poster besar dan menempelkannya ke dinding. Setelah itu,
founder kemudian menggunakan sticky notes seperti post-it untuk mengisi 9
bagian. Sticky notes memungkinkan grup thinking karena setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi aktif.
- Iterasi dengan cepat :
“Iterasi” adalah proses di mana founder “keluar dari kantor atau
labnya” dan mencoba memvalidasi idenya, kemudian kembali lagi ke kantor
untuk memperbaiki model bisnis dan produknya berdasarkan feedback yang
didapat dari market. Dengan sifat ringkas dan menyeluruh dari bisnis
model kanvas, founder bisa dengan cepat melakukan iterasi ini.
- Dengan cepat melihat kaitan dari 9 komponen bisnis :
Bisnis Model Kanvas memungkinkan entrepreneur untuk secara visual
menggambarkan kaitan dari masing-masing komponen bisnis tersebut.
Seringkali founder menggambar garis dan ilustrasi di poster untuk
mewakili potongan-potongan teka-teki dan bagaimana mereka bekerja sama.
Dengan cara ini, tim dapat menemukan hubungan dari peluang pasar dan /
atau proposisi nilai yang unik. Selanjutnya, tim kemudian dapat
mendokumentasikan ide-ide baru sebagai hipotesis baru untuk menguji BMC
sebagai iterasi baru.
- Memaksa tim untuk dengan ringkas menyampaikan pikirannya :
Karena informasi dicatat dengan pendek pada post-it notes, tim
dipaksa untuk menjelaskan dengan tepat dan ringkas apa yang mereka mau
untuk menguji atau menindaklanjuti pada iterasi berikutnya.
- Bentuk visual dari bisnis model kanvas memudahkan startup untuk membaginya dengan partner, rekan kerja :
Karena bisnis model kanvas disajikan dalam bentuk poster besar dan
visual, mudah untuk berbagi melalui foto atau mengambil poster dari
dinding untuk bertemu dengan pihak lain yang berkepentingan.
sumber : http://startupbisnis.com/
Komentar
Posting Komentar